Di dalam dunia bisnis, ada yang namanya model bisnis. Business model ini merupakan sebuah dasar yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah bisnis atau perusahaan dapat berjalan dan menghasilkan keuntungan. Model bisnis sendiri banyak sekali jenisnya dan dikelompokan menjadi beberapa kategori. Misalnya berdasarkan kategori Strategi Pemasaran. Salah satu istilah yang paling banyak diperbincangankan dalam strategi pemasaran yaitu model bisnis B2B, B2C, C2C, C2B dan B2G. Nah di artikel kali ini kita akan khusus membahas materi mengenai Model Bisnis C2C.
Pengertian Bisnis Model C2C
Model Bisnis Customer to Customer (C2C) adalah salah satu model bisnis dimana pelanggan dapat saling menjual produknya kepada pelanggan lain satu sama lain.
Model bisnis ini menargetkan sesama konsumen (umumnya perorangan) dan proses transaksinya cenderung berlangsung secara cepat dan instan. Produk yang ditawarkan juga tidak selalu barang fisik maupun digital, ada jenis produk lain misalnya seperti layanan jasa.
Kelebihan Model Bisnis C2C
Ada beberapa keuntungan dari bisnis model C2C, antara lain sebagai berikut
- Tidak wajib memiliki toko fisik (misalnya toko online)
- Modal dan biaya rendah
- Tidak perlu memikirkan biaya sewa, kantor, perlengkapan kantor serta gaji.
- Potensi margin yang tinggi
- Tidak memerlukan tim atau karyawan
- Menjadikan perorangan atau individu untuk memiliki bisnis kecil secara cepat.
- Mudah untuk memperluas jaringan dan pasar, terutama lewat online
- Jika terjadi kerugian, nilainya tidak akan terlalu besar
- Interaksi terjadi secara langsung
- Mudah untuk mendapatkan kepercayaan pembeli
- Pembeli diuntungkan karena diberikan pilihan produk dan harga yang bervariasi.
- Penjual diuntungan dengan profitabilitas yang tinggi serta biaya overheat yang sedikit.
Kekurangan Model Bisnis C2C
Ada beberapa kerugian dari bisnis model C2C, antara lain sebagai berikut
- Metode pembayaran bervariasi tergantung keinginan pembeli
- Pembeli lebih sulit memastikan kualitas produk, terlebih jika dijual secara online
- Banyak para pelaku curang sehingga mencoreng citra baik para penjual C2C yang jujur
- Resiko ancaman penipuan dari penjual ataupun pembeli
- Persaingan sangat banyak dan ketat
- Berpotensi ketergantugan terhadap suatu flatform
- Resiko komplain yang langsung mengarah ke penjual
Perbedaan C2C dan B2B
Perbedaan Customer to Customer (C2C) dan Business to Business (B2B) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Perbedaan C2C dan B2B umumnya yaitu C2C dilakukan oleh perseorangan (customer) atau tim kecil yang menawarkan produknya ke sesama customer.
Sedangkan B2B merupakan usaha bisnis sedang hingga besar, yang memiliki banyak karyawan dan biasanya memiliki badan instansi. Target marketnya pun berbeda, yaitu sesama pelaku bisnis lainnya. Misalnya perusahaan kain yang menjual produk ke perusahaan baju.
C2C lebih erat dengan customer atau pelanggan akhir, sedangkan B2B lebih dekat dengan sektor industri.
Contoh Bisnis C2C di Indonesia
1. Marketplace
Dalam sistem e-commerce dikenal istilah marketplace. Marketplace ini menjadi pelantara antara para customer dengan customer untuk saling bertransaksi. Contoh marketplace besar di Indonesia meliputi Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan lain sebagainya.
2. Direct Selling
Direct selling yaitu salah satu bisnis yang menawarkan langsung produk ke pembeli. Entah itu secara door to door atau online melalui aplikasi instant messagging. Biasanya penjual menawarkan produk ke teman, saudara, atau kontak kenalan secara langsung. Ini juga salah satu jenis bisnis C2C yang paling umum.
3. Selling on Community
Dalam sebuah forum, misalnya grup diskusi. Penjual menawarkan produk ke anggota. Jika terjadi transaksi, ini masuk ke dalam model bisnis C2C dimana sesama anggota dalam komunitas tersebut bertransaksi.
4. Selling on Social Media
Yaitu berjualan di akun sosial media pribadi. Jika ada teman atau followers yang membeli ini juga termasuk C2C. Selain akun media sosial, akun instant mesagging juga termasuk.
5. Offline Store Kecil
Penjual yang memiliki toko kecil, seperti penjual pulsa, kerajinan, produk hobi dan menawarkannya ke pembeli langsung juga termasuk C2C.
Faktor Penentu Kesuksesan Model Bisnis C2C
Bagi anda yang ingin terjun kedunia bisnis C2C, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisnis yang anda jalani sukses, antara lain
1. Target Market
Walaupun bisnis C2C memiliki market yang kecil, namun perlu pemilihan target market yang tepat. Jika kita salah memiliki target market maka kemungkinan produk tidak laku sangatlah besar.
Sebagai contoh kita menjual sebuah jam tangan mewah, jika kita menjual ke karyawan dengan gaji UMR tentu kemungkinan lakunya sangat kecil. Coba kita cari target market yang lebih tepat, misalnya ke pengusaha, pemilik bisnis ataupun orang yang memiliki penghasilan besar. Tentu kita akan lebih mudah menjual jam tangan mewah tersebut.
2. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan dasar konsumen untuk membeli sebuah produk dalam model bisnis C2C. Jika mereka percaya, kita sangat mudah menjual produk apapun. Contohnya seorang mentor terkenal, ketika mereka menawarkan buku kepada para audiencenya, maka dengan cepat buku tersebut terjual jika audience tersebut sudah percaya dengan keahlian sang mentor.
Lantas bagaimana cara membangun kepercayaan?
Banyak cara, misalnya memberikan garansi, memperlihatkan testimoni, bersedia untuk melakukan COD (cash on delivery), dan tentunya menjaga reputasi kita agar selalu terlihat baik oleh target audience.
3. Metode Pembayaran
Tidak semua pembeli mengerti metode pembayaran. Ada yang hanya mengerti sistem cash tunai, ada yang hanya memiliki satu rekening atau hanya memiliki satu dompet digital.
Jadi kita lebih sulit mengontrol metode pembayaran, maka dari itu sebaiknya kita memiliki semua metode pembayaran agar mempermudah dan mempercepat mereka untuk transaksi.
4. Teknik Marketing
Salah satu ujung tombak kesuksesan membangun bisnis C2C yaitu marketing. Selain marketing door to door offline, kita harus gencar promosi dengan memanfaatkan media digital, istilah kerennya Digital Marketing.
Jualan secaar online lebih murah, mudah dan cepat. Anda wajib mencoba dan mempelajari berbagai channel marketing, entah itu organic marketing maupun paid marketing. Mulai dari SEO, SEM, Social Media Marketing, dan lain sebagainya.
5. Riset
Sebelum terjun, sebaiknya riset terlebih dahulu. Mulai dari riset pasar, potensi, kompetitor, harga, dan hal inti lainnya. Ini penting agar anda tidak tersesat dan meminimalisir resiko kegagalan.
6. Kreativitas
Bisnis C2C memiliki saingan yang sangat banyak dan ketat, ini menuntut kreativitas kita untuk unggul dan muncul dengan wajah berbeda dari pada penjual lainnya. Bagaimana caranya?
Dengan menerapkan creative thinking, berpikir terbuka dan selalu mencari cara untuk tampil beda. Misalnya menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki kompetitor. Bisa menyangkut harga, diskon, bonus, pelayanan, garansi, keunikan produk, kualitas dan lain sebagainya.
7. Mentalitas
Kunci terakhir suksesnya bisnis C2C yaitu mentalitas pelakunya. Persaingan yang ketat menuntut penjual harus tahan banting dan memiliki mental berbisnis yang kuat. Agar unggul dari yang lain, pelaku C2C harus memiliki integritas, kejujuran, tekun serta kerja keras.
Akhir Kata
Itulah artikel lengkap mengenai model bisnis C2C mulai dari pengertian, kelebihan, kekurangan, tips sukses serta contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Jika ada yang ingin ditambahkan atau ditanyakan, anda dapat meninggalkan komentar di bawah ya…