Jika orang ingin membeli smartphone baru, salah satu pertimbangannya pasti chipset yang digunakan. Sebagian dari mereka mungkin masih belum mengetahui prosesor hp terbaik di pasaran. Padahal ini sangat penting karena prosesor merupakan otak yang menentukan kinerja sebuah HP.
Fungsi Prosesor pada HP
Kegunaan chipset pada HP sangatlah krusial. Central Processing Unit (CPU) yang biasa disebut juga Chipset atau Prosesor berfungsi sebagai alat yang memproses segala bentuk data dari perangkat input sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan fungsi yang diinginkan.
Semakin kuat suatu prosesor, maka waktu proses akan semakin singkat dan cepat. Maka itulah, prosesor juga berpengaruh pada pengalaman bermain game, editing video hingga penggunaan sehari-hari.
Hal yang Mempengaruhi Performa CPU (Prosesor)
Ada beberapa hal yang mempengaruhi performa prosesor pada HP. Antara lain sebagai berikut:
- Clock Speed: Kecepatan siklus yang bisa dijalankan dalam waktu 1 detik. Menggunakan satuan MHz atau GHz. Semakin tinggi maka semakin cepat.
- Jumlah Core: Bagian prosesor, semakin banyak core maka semakin banyak beban kerja yang bisa ditangani. Contoh istilah banyaknya core seperti, single core, dual core, quad core, hexa core, dst.
- Cache: Memory kecil yang bersifat sementara dalam suatu CPU yang berfungsi sebagai perantara untuk menyimpan aliran data.
- Fabrikasi: Acuan proses manufaktur prosesor, biasanya menggunakan satuan nm (nanometer) semakin kecil maka semakin efisien, cepat dan hemat daya.
- Generasi: Penamaan setiap generasi yang diberikan oleh pabrikan prosesor. Semakin baru maka semakin terdepan teknologi yang disematkan.
- Kecepatan Bus: Yaitu kecepatan komunikasi data di dalam internal maupun eksternal CPU.
- Teknologi: Ini berkaitan dengan teknologi tambahan yang disematkan untuk meningkatkan kemampuan CPU. Misalnya extension, decoder, etc.
Istilah Penamaan Core | Jumlah Core |
Single Core | 1 |
Dual Core | 2 |
Quad Core | 4 |
Hexa Core | 6 |
Octa Core | 8 |
Nah, setelah mengetahui fungsi dan faktor yang mempengaruhi kecepatan prosesor HP, maka saatnya kita masuk ke materi utama.
Inilah Jenis Prosesor HP Terbaik dari Terendah hingga Tertinggi
10. ARM
Sebenarnya, hampir semua jenis prosesor yang ada di pasaran menggunakan lisensi dari ARM Holding. Misalnya seperti Apple Bionic, Exynos, Snapdragon dan lain sebagainya.
Nah, ARM Sendiri memiliki CPU yang dijual langsung ke pasaran. ARM ini memiliki performa yang bisa disesuaikan tergantung dengan permintaan vendor smartphone.
Tapi, dari semua seri yang dikeluarkan ARM, tidak ada yang menonjol di pasaran. Mungkin karena ARM hanya fokus untuk menjual lisensi, tidak menjual langsung produk kepada end user.
Kelebihan ARM
- Produk langsung buatan ARM Holdings, pemilik lisensi RISC.
- Mengadopsi teknologi paling baru
- Bisa disesuaikan dengan permintaan vendor
Kelemahan ARM
- Masih mentah karena belum dikembangkan lebih jauh (harus dikembangkan oleh vendor untuk memaksimalkan potensinya)
- Karena mengadopsi teknologi terbaru, maka lebih rentan mengalami masalah.
9. Nvidia Tegra
Siapa yang tidak kenal Nvidia? Perusahaan asal amerika yang memimpin pasar Graphic Processing Unit (GPU) di pasaran. Ternyata, Nvidia juga memproduksi SoC.
Tegra merupakan System on Chip (SoC) yang dikembangkan perusahaan Nvidia khusus untuk perangkat smartphone, tablet, digital assistant dan gadget gaming.
Pertama kali dikenalkan tahun 2008 dengan seri pertama Tegra APX 2500 dan Tegra 6xx series. Dari sana SoC ini terus dikembangkan dengan berbasis arsitektur 64bit, misalnya untuk penggunaan perangkat gaming nintendo, nvidia shield, tablet, mobil tesla dan lain sebagainya.
Di era 2016, seri-seri Nvidia Tegra seperti Tegra 4, K1 dan X1 sangat canggih dan menjanjikan di masanya. Menawarkan teknologi Quad Core dengan GPU hingga 256 core. Bisa dengan mudah memutar video 4K dan gaming 1080p rata kanan di perangkat mobile.
Seri terbaru yang paling terkenal misalnya seperti Tegra Atlan, Orin, Xavier, X2, X1 dan K1.
Kelebihan Nvidia Tegra
- Terkenal bagus dalam sektor gaming
- GPU yang lebih optimize
- Driver kit yang lengkap
Kelemahan Nvidia Tegra
- Hanya eksklusif untuk perangkat tertentu
- Pengembangan sangat lamban
8. Intel Mobile
Brand legenda di pasar PC Desktop yaitu Intel juga ternyata pernah masuk ke pasar mobile. Salah satu yang terkenal yaitu prosesor yang digunakan pada perangkat Asus Zenfone Series.
Intel menggunakan arsitektur 32 bit untuk perangkat murah dan 64 bit untuk perangkat menengah atas.
Berbeda dengan chip lain yang menggunakan teknologi ARM, intel lebih memilih arsitektur x86 seperti prosesor laptop dan PC yang disederhanakan sehingga dapat berjalan dengan daya dibawah 5 watt.
Walaupun menawarkan performa yang sangat cepat di masanya, namun sayang karena daya yang besar menjadikan perangkat smartphone berbasis intel mobile cepat panas, sehingga performa menurun karena thermal throttling.
Tipe paling terkenal dan banyak digunakan misalnya seperti Intel Atom Z2580, Z3560 dan Z3580. Walaupun terkenal cepat, namun pada akhirnya Intel menyerah di pasar mobile dan memutuskan untuk angkat kaki karena tidak bisa menangani issue seperti overheat dan masalah kompatibilitas.
Kelebihan Intel Mobile
- Performa setingkat mobile desktop pada masanya
- Lebih prestige karena menyandang nama besar Intel
- Teknologi terdepan di masanya
Kelemahan Intel Mobile
- Cepat panas
- Efisiensi daya masih kurang
- Terbatas hanya ditemukan di smartphone tipe tertentu
7. Tensor by Google
Tensor merupakan salah satu SoC terbaik buatan google yang spesial dibuat untuk perangkat smartphone Google Pixel. Dikenalkan pertama kali di perangkat Google Pixel 6.
Pada awalnya dibuat untuk menyaingi bionic milik Apple dan Snapdragon milik Qualcomm.
Namun, setelah rilis dan diuji oleh berbagai tech enthusiast, performanya tidak dapat menandingi prosesor terbaik di masanya. Bahkan cenderung di bawah ekspektasi.
Hal ini wajar karena ternyata Google Tensor lebih difokuskan ke sektor teknologi AI, camera dan efisiensi daya.
Itulah kenapa Google Pixel sangat unggul di sektor kamera dan pengalaman pengguna.
Walaupun belum menunjukan sesuatu yang wah hingga saat ini, namun di masa depan SoC buatan google ini berpotensi dapat menyajikan performa dan inovasi yang lebih menjanjikan sehingga lebih bersaing dengan SoC buatan kompetitor.
Kelebihan Google Tensor
- Kemampuan AI dan Machine Learning yang diatas rata-rata
- Unggul di sektor kamera dan optimasi gambar
- Optimize di perangkat Android karena langsung dibuat oleh Google
- Unggul di sektor keamanan
Kelemahan Google Tensor
- Performa biasa saja, terutama untuk gaming
- Eksklusif untuk perangkat Google Pixel dan Laptop Pixelbooks
6. Helio by MediaTek
MediaTek merupakan salah satu kompetitor paling dekat Qualcomm Snapdragon. Menawarkan performa tinggi, efisiensi daya yang baik dengan harga yang lebih terjangkau.
Helio sendiri memiliki beberapa segmen produk, yaitu
- Helio P Series: Dikhususkan untuk multimedia, konektivitas, efisiensi dan optimasi daya baterai. Itulah kenapa rata-rata HP dengan chipset seri helio P memiliki daya tahan baterai yang lama.
- Helio A Series: Khusus untuk perangkat kelas menengah (mid range) yang menawarkan performa, fitur kamera dan AI yang lebih baik.
- Helio G Series: Khusus untuk smartphone gaming, menawarkan performa tinggi dan fitur yang paling terdepan untuk menyasar pasar kelas atas.
- Helio X Series: Khusus untuk smartphone kelas atas yang menawarkan keunggulan di berbagai sektor.
Salah satu keunggulan dari mediatek yaitu adaptasi teknologi baru ARM yang tergolong cepat. Selain itu menawarkan teknologi canggih seperti imagiq cameras, incredible AI, MiraVision Display, HyperEngine Gaming, 5G hingga Fast Charging.
Kelebihan Helio by MediaTek
- Price to performance yang baik
- Banyak teknologi terdepan yang disematkan
- Adaptasi teknologi baru ARM yang cepat
- Kaya dengan fitur
- Pilihan produk yang banyak
- Salah satu produsen SoC yang inovatif
Kelemahan Helio by MediaTek
- Konsistensi produk tidak merata, ada yang hemat daya sekali ada juga yang boros daya
- Ada beberapa tipe yang terkenal overheat
- Performa GPS yang kurang akurat di versi terdahulu
- Lebih sulit di oprek karena keterbatasan source code atau driver
5. Kirin by HiSilicon
HiSilicon merupakan perusahaan semikonduktor asal china yang dimiliki oleh Huawei. Berdiri sejak 1991 dan terus berkembang hingga sekarang.
Mereka membeli lisensi dari ARM Holdings kemudian menciptakan custom ARM yang di desain sendiri dan mengimplementasikan teknologi canggih di dalamnya khusus untuk perangkat smartphone Huawei.
Beberapa pengamat gadget pun mengatakan bahwa Kirin merupakan salah satu mobile SoC terbaik bahkan lebih baik dari Exynos buatan Samsung.
Hal ini karena kirin bisa unggul di berbagai sektor mulai dari performa, kamera, AI, efisiensi daya hingga konektivitas.
Jika tidak ada masalah geopolitik dengan Amerika, mungkin saat ini Kirin sudah menjadi prosesor mobile terbaik setara dengan bionic.
Kirin sendiri memiliki dua segmen, menengah atas dan flagship.
Contoh seri mid range seperti Kirin 620, 650, 710, 810, 820 dan 925. Seri flagship seperti Kirin 9000, 9000E, 990 5G, 990, 980, 970, 960, 950, 930, 920 dan 910.
Tidak hanya disematkan pada Smartphone huawei, chipset buatan kirin juga banyak digunakan para perangkat IoT, smart city, mobil, tablet, TV, hingga alat telekomunikasi.
Kelebihan Kirin
- Performa cukup cepat
- Stabil
- Memiliki efisiensi daya yang baik
- Unggul di sektor kamera dan konektivitas 5G
Kelemahan Kirin
- Eksklusif hanya untuk perangkat smartphone Huawei
4. Exynos
Exynos merupakan SoC mobile berbasis ARM buatan Samsung yang dikembangkan sejak tahun 2010. Khusus untuk perangkat Smartphone Galaxy, Tablet, IoT hingga Device Otomotif milik samsung.
Samsung sangat mengunggulkan sektor AI dan Gaming, bahkan menjalin kerjasama dengan raksasa semikonduktor asal Amerika yaitu AMD untuk membuat custom GPU khusus.
Banyak sekali teknologi yang disematkan oleh samsung, mulai dari teknologi ARM paling baru, AI ISP untuk meningkatkan hasil foto dan video, 5G yang cepat dan proses manufaktur yang menawarkan daya lebih efisien.
Walaupun sudah menunjukan perkembangan yang baik dari waktu ke waktu, namun exynos selalu ditempatkan di bawah SoC flagship milik Apple, Qualcomm bahkan MediaTek oleh beberapa reviewer.
Ini berkaitan dengan performa yang belum maksimal hingga masalah efisiensi daya yang menyebabkan perangkat cepat panas.
Bahkan ada isu bahwa Exynos akan dihentikan untuk sementara waktu hingga SoC ini benar-benar matang dan sempurna.
Kelebihan Exynos
- Performa cukup baik
- Memadai untuk keperluan gaming
- Unggul di sektor kamera dan konektivitas
- AI yang sangat membantu dalam menambah experiences penggunaan perangkat
Kelemahan Exynos
- Efisiensi daya kurang maksimal
- Performa belum sebaik kompetitor
3. Dimensity by MediaTek
Dimensity merupakan seri paling premium dari MediaTek yang dirancang berada diatas seri helio.
Lewat Dimensity, Huawei berhasil membuat kagum berbagai pihak. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya huawei bisa mengalahkan kompetitor (Snapdragon) dalam hal performa dan efisiensi daya.
Contohnya Dimensity 9000 Plus yang sedikit unggul dari Snapdragon 8 Plus Gen 1 serta Dimensity 9000 yang mengungguli Snapdragon 8 Gen 1 dan A14 Bionic.
Dalam hal ini, huawei berhasil meracik SoC yang menawarkan performa tinggi, stabil serta hemat daya.
Selain itu, Dimensity sangat unggul di konektivitas 5G, Display Technology, Kamera dan Gaming.
Tidak hanya disematkan pada perangkat Smartphone Huawei, Dimensity juga digunakan pada perangkat lain seperti Chromebook, Smart TVs, Tablet, Smart Speaker, Perangkat Kesehatan dan IoT.
Kelebihan Dimensity
- Performa sangat tinggi dan cepat
- Efisiensi daya yang baik sehingga lebih hemat baterai
- Tidak mudah overheat
- Kualitas ISP Kamera diatas rata-rata
- Bagus dalam multimedia dan konektivitas
- Jaringan 5G yang terdepan
Kelemahan Dimensity
- Eksklusif hanya untuk smartphone dan perangkat Huawei
2. Snapdragon by Qualcomm
Jika berbicara prosesor hp android terbaik, maka jawabannya adalah snapdragon. Prosesor ini dikenal sebagai prosesor gaming karena menawarkan performa GPU yang sangat cepat.
Qualcomm Snapdragon sudah ada sejak 2007. SoC berbasis ARM ini juga diperkuat dengan grafis (GPU) bernama Adreno yang dibeli dari ATI Radeon, anak perusahaan AMD.
Selain GPU Adreno, banyak sekali teknologi yang disematkan pada Snapdragon misalnya seperti Modem 5G, DSP Hexagon, ISP Snapdragon Sight, Snapdragon Smart, Snapdragon Elite Gaming, Snapdragon Sound dan lain sebagainya.
Karena pengalamannya yang sangat lama dan sudah dipercaya hampir semua brand smartphone Android di dunia maka tidak heran Snapdragon selalu unggul di berbagai segmen pasar, khususnya di perangkat Android.
Snapdragon sendiri memiliki berbagai seri yang sesuai dengan market segmennya.
- Seri 400 dan 600: Untuk perangkat kelas bawah
- Seri 700: Untuk perangkat menengah keatas
- Seri 800: Untuk seri flagship
- Seri 8+ Gen: Seri terbaru untuk segmen flagship premium
Untuk performa CPU, snapdragon mungkin masih dibawah dimensity atau bionic. Namun untuk performa grafis, snapdragon unggul dari keduanya.
Itulah kenapa snapdragon sangat diunggulkan untuk perangkat smartphone gaming. Bahkan prosesor snapdragon terbaru dinobatkan sebagai chipset HP terbaik untuk bermain game.
Namun, snapdragon juga memiliki kekurangan di beberapa serinya. Misalnya beberapa seri 800 yang dikenal panas dan mudah overheat sehingga mudah throttling. Ini alasan snapdragon cepat panas.
Jadi, performa hp Android snapdragon sangat tergantung pada vendor smartphone dalam melakukan optimasi pada sisi thermal untuk memaksimalkan performanya.
Kelebihan Snapdragon
- Menawarkan performa CPU yang baik
- Stabil dan bandel
- Performa gaming powerful
- Teknologi yang beragam
- Kualitas audio unggulan
- ISP kamera bagus
- Pilihan produk banyak dan beragam
- Mudah di oprek dan dukungan source code driver melimpah
Kelemahan Snapdragon
- Terkenal panas di beberapa seri flagshipnya dan sulit ditaklukan
- Karena teknologi dan fitur yang disematkan melimpah, harus dibayar dengan penggunaan RAM yang lebih banyak
- Smartphone dengan prosesor snapdragon tergolong lebih mahal dari kompetitor lain
1. Apple Bionic
Siapa yang tidak kenal Apple Bionic? ini merupakan salah satu masterpiece Apple untuk inovasi di lini smartphone. Ini merupakan prosesor hp paling cepat saat ini. Namun sayangnya, Apple Bionic hanya eksklusif untuk perangkat iPhone, iPad dan Monitor buatan Apple.
Sama seperti prosesor lainnya, Apple Bionic menggunakan teknologi ARM 64-bit, namun yang membedakan dari SoC lainnya yaitu bagaimana Apple membuat blueprint nya sendiri sehingga mampu menciptakan chip sangat sangat cepat, stabil dengan daya yang sangat rendah.
Perpaduan clock speed yang tinggi, design die yang rapi, node yang efisien serta software yang matang menjadikan Apple Bionic sangat buas, bahkan single core nya mampu menandingi prosesor kelas desktop di hasil benchmark.
Selain performa CPU yang terkenal kencang, Apple GPU yang menangani grafis pun sama kencangnya.
Karena sangat efisien, walaupun cepat Apple bionic lebih hemat daya dan tidak mudah panas. Itulah kenapa gamers profesional banyak yang menggunakan iPhone untuk streaming. Standar turnamen game pun rata-rata menggunakan perangkat iPhone buatan Apple.
Selain terkenal dengan performa dan efisiensi, Apple Bionic juga terkenal dengan kualitas Image Signal Processing (ISP) nya yang bagus serta machine learning yang lebih cerdas bekerja dengan aplikasi bawaan maupun aplikasi pihak ketiga.
Dari tahun-ketahun Apple Bionic selalu paling atas dalam daftar prosesor mobile tercepat di Dunia.
Kelebihan Bionic
- Kemampuan CPU sangat cepat, setara dengan desktop cpu berbasis ARM
- GPU sangat powerful walau sekarang mulai dikalahkan oleh snapdragon di benchmark sintetis
- Sangat stabil dan bandel
- Efisiensi tinggi sehingga sangat hemat baterai dan tidak mudah overheat
- Teknologi terdepan
- Kualitas ISP bagus
Kelemahan Bionic
- Hanya tersedia di perangkat Apple
- Tidak bisa di oprek atau dimodifikasi
- Mahal
Baca Juga:
- 10 Urutan Jenis & Tipe Layar Smartphone (HP) Terbaik
- Penyebab dan Cara Mengatasi HP Android Lemot / Lag
- Mengatasi Game Mobile Legend Lag (Lemot) dan HP Panas
Tabel 100 Prosesor HP Tercepat Saat Ini
# | Processor | AnTuTu 9 | Geekbench 5* | Cores | Clock** | GPU |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | A16 Bionic Apple | 978271 | 1886 / 5273 | 6 (2+4) | 3460 MHz | Apple GPU |
2 | A15 Bionic Apple | 798491 | 1749 / 4838 | 6 (2+4) | 3240 MHz | Apple GPU |
3 | Dimensity 9000 Plus MediaTek | 1106281 | 1344 / 4362 | 8 (1+3+4) | 3200 MHz | Mali-G710 MC10 |
4 | Snapdragon 8 Plus Gen 1 Qualcomm | 1108584 | 1328 / 4190 | 8 (1+3+4) | 3200 MHz | Adreno 730 |
5 | Dimensity 9000 MediaTek | 1031791 | 1274 / 4335 | 8 (1+3+4) | 3050 MHz | Mali-G710 |
6 | Snapdragon 8 Gen 1 Qualcomm | 1046281 | 1224 / 3795 | 8 (1+3+4) | 3000 MHz | Adreno 730 |
7 | A14 Bionic Apple | 721241 | 1604 / 4147 | 6 (2+4) | 3100 MHz | Apple GPU |
8 | Snapdragon 888 Plus Qualcomm | 846473 | 1179 / 3647 | 8 (1+3+4) | 2995 MHz | Adreno 660 |
9 | Exynos 2200 Samsung | 953236 | 1159 / 3589 | 8 (1+3+4) | 2800 MHz | Samsung Xclipse 920 |
10 | Snapdragon 888 Qualcomm | 804311 | 1134 / 3731 | 8 (1+3+4) | 2840 MHz | Adreno 660 |
11 | Dimensity 8100 MediaTek | 783751 | 926 / 3802 | 8 (4+4) | 2850 MHz | Mali-G610 MC6 |
12 | Google Tensor Google | 728366 | 1053 / 2858 | 8 (2+2+4) | 2800 MHz | Mali-G78 MP20 |
13 | Kirin 9000 HiSilicon | 767529 | 1049 / 3748 | 8 (1+3+4) | 3130 MHz | Mali-G78 MP24 |
14 | Exynos 2100 Samsung | 754586 | 1086 / 3609 | 8 (1+3+4) | 2900 MHz | Mali-G78 MP14 |
15 | A13 Bionic Apple | 619341 | 1335 / 3535 | 6 (2+4) | 2660 MHz | Apple A13 Bionic GPU |
16 | Snapdragon 870 Qualcomm | 695076 | 1010 / 3397 | 8 (1+3+4) | 3200 MHz | Adreno 650 |
17 | Kirin 9000E HiSilicon | 733655 | 1066 / 3801 | 8 (1+3+4) | 3130 MHz | Mali-G78 MP22 |
18 | Exynos 1080 Samsung | 708227 | 835 / 2938 | 8 (1+3+4) | 2800 MHz | Mali-G78 MP10 |
19 | Snapdragon 865 Plus Qualcomm | 727800 | 924 / 3317 | 8 (1+3+4) | 3100 MHz | Adreno 650 |
20 | Dimensity 1300 MediaTek | 671250 | 948 / 3191 | 8 (1+3+4) | 3000 MHz | Mali-G77 MC9 |
21 | Dimensity 1200 MediaTek | 680642 | 980 / 3328 | 8 (1+3+4) | 3000 MHz | Mali-G77 MC9 |
22 | Dimensity 8000 MediaTek | 713521 | 842 / 3336 | 8 (4+4) | 2750 MHz | Mali-G610 MC6 |
23 | Snapdragon 865 Qualcomm | 649447 | 941 / 3458 | 8 (1+3+4) | 2840 MHz | Adreno 650 |
24 | Snapdragon 7 Gen 1 Qualcomm | 633364 | 842 / 3117 | 8 (1+3+4) | 2400 MHz | Adreno 662 |
25 | Dimensity 1100 MediaTek | 666284 | 665 / 2505 | 8 (4+4) | 2600 MHz | Mali-G77 MC9 |
26 | Exynos 990 Samsung | 605301 | 938 / 2735 | 8 (2+2+4) | 2730 MHz | Mali-G77 MP11 |
27 | Dimensity 1000 Plus MediaTek | 603430 | 796 / 2902 | 8 (4+4) | 2600 MHz | Mali-G77 MC9 |
28 | A12 Bionic Apple | 533751 | 1128 / 2916 | 6 (2+4) | 2490 MHz | Apple A12 Bionic GPU |
29 | Snapdragon 860 Qualcomm | 567714 | 736 / 2592 | 8 (1+3+4) | 2960 MHz | Adreno 640 |
30 | Snapdragon 855 Plus Qualcomm | 547983 | 791 / 2813 | 8 (1+3+4) | 2960 MHz | Adreno 640 |
31 | Kirin 990 (5G) HiSilicon | 562842 | 772 / 3097 | 8 (2+2+4) | 2860 MHz | Mali G76 MP16 |
32 | Snapdragon 778G Plus Qualcomm | 552861 | 818 / 2972 | 8 (1+3+4) | 2500 MHz | Adreno 642L |
33 | Snapdragon 780G Qualcomm | 535085 | 805 / 2927 | 8 (1+3+4) | 2400 MHz | Adreno 642 |
34 | Snapdragon 855 Qualcomm | 521661 | 747 / 2641 | 8 (1+3+4) | 2840 MHz | Adreno 640 |
35 | Snapdragon 778G Qualcomm | 528810 | 776 / 2829 | 8 (1+3+4) | 2400 MHz | Adreno 642L |
36 | Kirin 990 (4G) HiSilicon | 498175 | 740 / 3082 | 8 (2+2+4) | 2860 MHz | Mali G76 MP16 |
37 | Exynos 9820 Samsung | 512755 | 840 / 2316 | 8 (2+2+4) | 2700 MHz | Mali G76 MP12 |
38 | Dimensity 920 MediaTek | 492406 | 798 / 2591 | 8 (2+6) | 2500 MHz | Mali-G68 MC4 |
39 | Dimensity 1000 MediaTek | 443022 | 676 / 2898 | 8 (4+4) | 2600 MHz | Mali-G77 MP9 |
40 | Exynos 9825 Samsung | 508412 | 773 / 2402 | 8 (2+2+4) | 2730 MHz | Mali G76 MP12 |
41 | Dimensity 1000L MediaTek | 433300 | 652 / 2527 | 8 (4+4) | 2200 MHz | Mali-G77 MC9 |
42 | Kirin 985 HiSilicon | 466404 | 690 / 2590 | 8 (1+3+4) | 2580 MHz | Mali-G77 MP8 |
43 | Kirin 980 HiSilicon | 486500 | 700 / 2478 | 8 (2+2+4) | 2600 MHz | Mali G76 MP10 |
44 | Exynos 1280 Samsung | 437227 | 740 / 1880 | 8 (2+6) | 2400 MHz | Mali-G68 |
45 | Kirin 820 HiSilicon | 447308 | 644 / 2469 | 8 (1+3+4) | 2360 MHz | Mali-G57 MP6 |
46 | Dimensity 820 MediaTek | 449850 | 524 / 2400 | 8 (4+4) | 2600 MHz | Mali-G57 MC5 |
47 | Snapdragon 768G Qualcomm | 449781 | 705 / 2007 | 8 (1+1+6) | 2800 MHz | Adreno 620 |
48 | Dimensity 900 MediaTek | 426215 | 708 / 2141 | 8 (2+6) | 2400 MHz | Mali-G68 MC4 |
49 | Snapdragon 845 Qualcomm | 408139 | 508 / 2197 | 8 (4+4) | 2800 MHz | Adreno 630 |
50 | Snapdragon 695 Qualcomm | 403470 | 701 / 2032 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 619 |
51 | A11 Bionic Apple | 385707 | 926 / 2349 | 6 (2+4) | 2390 MHz | Apple GPU |
52 | Exynos 9810 Samsung | 415999 | 685 / 2029 | 8 (4+4) | 2900 MHz | Mali-G72MP18 |
53 | Dimensity 800U MediaTek | 394209 | 616 / 1838 | 8 (2+6) | 2400 MHz | Mali-G57 MC3 |
54 | Exynos 980 Samsung | 388080 | 703 / 1863 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Mali G76 MP5 |
55 | Snapdragon 765G Qualcomm | 379500 | 591 / 1801 | 8 (1+1+6) | 2400 MHz | Adreno 620 |
56 | Dimensity 810 MediaTek | 377380 | 631 / 1917 | 8 (2+6) | 2400 MHz | Mali-G57 MC2 |
57 | Snapdragon 765 Qualcomm | 341664 | 595 / 1928 | 8 (1+1+6) | 2300 MHz | Adreno 620 |
58 | Kirin 810 HiSilicon | 373370 | 601 / 1925 | 8 (2+6) | 2270 MHz | Mali-G52 MP6 |
59 | Snapdragon 750G Qualcomm | 391407 | 663 / 1990 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 619 |
60 | Dimensity 800 MediaTek | 326875 | 513 / 1899 | 8 (4+4) | 2000 MHz | Mali-G57 MC4 |
61 | Snapdragon 732G Qualcomm | 348046 | 570 / 1799 | 8 (2+6) | 2300 MHz | Adreno 618 |
62 | Exynos 880 Samsung | 321296 | 661 / 1821 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali G76 MP5 |
63 | Snapdragon 480 Plus Qualcomm | 348894 | 542 / 1664 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 619 |
64 | Dimensity 700 MediaTek | 339831 | 566 / 1736 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Mali-G57 MC2 |
65 | Dimensity 720 MediaTek | 346945 | 531 / 1726 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G57 MC3 |
66 | Snapdragon 690 Qualcomm | 346089 | 607 / 1847 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Adreno 619L |
67 | Snapdragon 720G Qualcomm | 338430 | 575 / 1699 | 8 (2+6) | 2300 MHz | Adreno 618 |
68 | Helio G95 MediaTek | 342313 | 517 / 1622 | 8 (2+6) | 2050 MHz | Mali-G76 3EEMC4 |
69 | Helio G90 MediaTek | 342008 | 515 / 1645 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G76 MC4 |
70 | Snapdragon 730G Qualcomm | 333679 | 542 / 1723 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 618 |
71 | Helio G96 MediaTek | 332650 | 542 / 1894 | 8 (2+6) | 2050 MHz | Mali G57 MC2 |
72 | Helio G90T MediaTek | 332705 | 500 / 1633 | 8 (2+6) | 2050 MHz | Mali-G76 MC4 |
73 | Snapdragon 835 Qualcomm | 315343 | 391 / 1726 | 8 (4+4) | 2450 MHz | Adreno 540 |
74 | Snapdragon 730 Qualcomm | 322139 | 542 / 1783 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 618 |
75 | A10 Fusion Apple | 306084 | 783 / 1424 | 4 (2+2) | 2340 MHz | PowerVR GT7600 |
76 | Snapdragon 480 Qualcomm | 288529 | 514 / 1664 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Adreno 619 |
77 | Kirin 970 HiSilicon | 323750 | 387 / 1379 | 8 (4+4) | 2360 MHz | Mali G72 MP12 |
78 | Exynos 8895 Samsung | 289751 | 383 / 1575 | 8 (4+4) | 2300 MHz | Mali-G71 MP20 |
79 | Snapdragon 680 Qualcomm | 269112 | 375 / 1563 | 8 (4+4) | 2400 MHz | Adreno 610 |
80 | Snapdragon 712 Qualcomm | 285598 | 405 / 1509 | 8 (2+6) | 2300 MHz | Adreno 616 |
81 | Snapdragon 678 Qualcomm | 283757 | 534 / 1555 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 612 |
82 | Snapdragon 710 Qualcomm | 263062 | 391 / 1455 | 8 (2+6) | 2200 MHz | Adreno 616 |
83 | Helio P90 MediaTek | 257189 | 395 / 1488 | 8 (2+6) | 2200 MHz | PowerVR GM9446 |
84 | Tiger T618 Unisoc | 253132 | 398 / 1349 | 8 (2+6) | 2000 MHz | ARM Mali-G52 MP2 |
85 | Snapdragon 820 Qualcomm | 266165 | 321 / 804 | 4 (2+2) | 2200 MHz | Adreno 530 |
86 | Snapdragon 675 Qualcomm | 261598 | 420 / 1385 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Adreno 612 |
87 | Helio G88 MediaTek | 232521 | 366 / 1277 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G52 MC2 |
88 | Helio G85 MediaTek | 238988 | 360 / 1276 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G52 MP2 |
89 | Helio G80 MediaTek | 234708 | 351 / 1311 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G52 MP2 |
90 | Helio P95 MediaTek | 223631 | 413 / 1506 | 8 (2+6) | 2200 MHz | PowerVR GM9446 |
91 | Exynos 9611 Samsung | 231142 | 328 / 1214 | 8 (4+4) | 2300 MHz | Mali-G72 MP3 |
92 | Kirin 960 HiSilicon | 253371 | 383 / 1599 | 8 (4+4) | 2360 MHz | Mali-G71 MP8 |
93 | Snapdragon 670 Qualcomm | 217340 | 347 / 1330 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Adreno 615 |
94 | Tiger T616 Unisoc | 227380 | 383 / 1394 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G57 MP1 |
95 | Exynos 9609 Samsung | 214695 | 332 / 1256 | 8 (4+4) | 2200 MHz | Mali-G72 MP3 |
96 | Exynos 8890 Samsung | 234679 | 370 / 1320 | 8 (4+4) | 2300 MHz | Mali-T880 MP12 |
97 | Tiger T700 Unisoc | 222058 | 352 / 1301 | 8 (2+6) | 1800 MHz | ARM Mali-G52 MC2 |
98 | Snapdragon 662 Qualcomm | 204223 | 317 / 1408 | 8 (4+4) | 2000 MHz | Adreno 610 |
99 | Helio G70 MediaTek | 208193 | 395 / 1312 | 8 (2+6) | 2000 MHz | Mali-G52 2EEMC2 |
100 | Apple A9 Apple | 206846 | 534 / 974 | 2 (2) | 1850 MHz | PowerVR GT7600 |
Akhir Kata
Data diatas diurut berdasarkan hasil general berkaitan seluruh seri yang telah hadir di pasaran. Jika diambil satu tipe khusus, tentu hasilnya akan berbeda.
Terkadang seri low menang mediatek, seri high menang snapdragon dan lain sebagainya. Jadi, jangan jadikan urutan diatas sebagai patokan untuk menentukan kecepatan semua seri prosesor yang ada dipasaran.
Semua data yang disajikan murni bersifat subyektif yang dirangkum dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber yang terbukti kredibilitasnya.
Disclaimer
FAQ
Bisa dilihat di Pengaturan > About Phone atau di Box kemasan. Anda juga bisa melihat secara online lewat gsmarena.
Prosesor yang memiliki stabilitas tinggi, efisiensi daya baik dan score benchmark yang tinggi di kelasnya. Lihat tabel untuk melihat perbandingannya.
Yang paling terkenal yaitu Apple Bionic, Qualcomm Snapdragon, Samsung Exynos, Dimensity MediaTek, Helio Mediatek, Kirin Huawei, Google Tensor, Nvidia Tegra, Intel Mobile dan Custom ARM.
Untuk kecepatan penggunaan mulai dari buka tutup aplikasi, menjalankan aplikasi, bermain game, edit foto dan video, mengambil foto dan video dan kegiatan komputasi lainnya.